Hepatitis
Hepatitis
merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati.
Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus,
identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C,
D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. Penyakit
hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan, karena penyakit hepatitis ataupun
gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru,
w sudoyo, 2006: 429).
Infeksi
virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan
kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan
gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat
itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah,
nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti
teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Insiden
hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang
tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk
waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan
berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis,
ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan
diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari
keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001: 1169).
Pada umumnya
klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan
nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh
hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga
klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi
metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang
didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan
standar diet melalui rute oral tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki
malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang
mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik.
Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila
abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah
pemberian makan enteral. Asam amino, karbohidrat, elemen renik, vitamin dan
elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E.
Doengoes, 1999: 758).
Pentingnya
mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi
resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga
penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat,
disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari
seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan
gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau
pengobatan tidak dilakukan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam Makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
apa pengertian dari hepatitis dan
berapa jenis penyakit hepatitis?
2.
apa penyebab dan bagaimana cara penularan
penyakit hepatitis?
3.
Apa tanda dan gejala dari penyakit
hepatitis?
4.
bagaimana cara pencegahan penyakit
hepatitis?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hepatitis
Menurut Ester Monica, Hepatitis adalah inflamasi/radang
dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama
virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002: 93). Sedangkan Menurut M. Sholikul Huda, Hepatitis adalah
suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam
sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever
itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ
hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat
mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning
sebenarnya dapat menimbulkan keracunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan
oleh radang hati, tetapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu.
Untuk definisi yang lebih lengkap, hepatitis
adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara populer juga dikenal
dengan sebutan penyakit hati, sakit silver, atau sakit kuning. Penyakit
hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus. Berdasarkan perjalanan penyakitnya
dibedakan menjadi hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", sedangkan hepatitis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Dengan
semakin berkembangnya pemeriksaan serologis-imunologis untuk penyakit hepatitis
virus, maka saat ini sudah dapat dideteksi 5 macam virus sebagai penyebabnya.
Kelima
macam virus itu adalah hepatitis A (VHA), virus hepetitis B (VHB), virus
hepetitis C (VHC atau Non-A Non-B parenteral), virus hepatitis D (VHD), dan
virus hepatitis E (VHE atau Non-A Non-B enterik). Masih ada 2 jenis virus lagi
yaitu virus hepatitis G (VHG) dan virus hepatitis transfusion transmitet
(VHTT). Kedua jenis virus ini masih belum jelas benar kemampuannya dalam
menimbulkan penyakit dan perubahan patologi. Virus hepatitis F sekarang ini
sudah diragukan keberadaanya. Yang paling umum ditemukan adalah VHA, VHB, dan
VHC.
Kecenderungan meningkatnya jumlah
penderita hepatitis terutama oleh virus, saat ini sudah merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan lebih baik. Hal ini disebabkan
sebagian infeksi virus hepatitis akan menjadi kronis, yang bisa berakhir dengan
kematian akibat gagalnya fungsi ginjal.
B.
Jenis-jenis
Hepatitis
1. Hepatitis
A
Dikenal
dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi
oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi
penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi
didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi: 2-6 minggu, kemudian menunjukkan
gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa
muda.
2. Hepatitis
B
Penularan virus ini melalui rute tranfusi
darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko
tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja
parawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan terhadap darah; klien
dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan
wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya,
resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai
timbul gejala klinis.
3. Hepatitis
C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan
penyebab tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV
ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi
darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja
perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat
yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis
D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga
infeksi HBV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengidap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan
darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah
pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi
hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui
secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,
kegagalan hati, dan kematian.
5. Hepatitis
E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama
ditularkan melalui air yang tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi
adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau
Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa, muda hingga
pertengahan.
6. Hepatitis
F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang
hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit
hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C,
seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan
hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah
jarum suntik.
C.
Penyebab dan
Cara Penularan Hepatitis
1. Hepatitis
A
Hepatitis
A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalui gelas atau
sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang-kadang dapat juga
melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada
penderita hepatitis A.
2. hepatitis
B
Hampir
semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau
waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai
pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini
jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah
dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang
terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki
cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
a.
Imigran dari
daerah endemis hepatitis b.
b.
pengguna obat IV
yang sering bertukar jarum dan alat suntik.
c.
Pelaku hubungan
seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi.
d.
Pria homoseksual
yaang secara seksual aktif.
e.
Pasien rumah
sakit jiwa.
f.
Narapidana pria.
g.
Pasien
hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma.
h.
Kontak serumah
dengan pasien hepatitis.
i.
Pekerja sosial
di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah.
3. hepatitis
C
Penularan hepatitis C dan Delta
pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui
makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga
berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi
kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber
infeksi bagi orang sekitarnya.
4. Hepatitis
D dan hepatitis E
Hepatitis D dan hepatitis E di duga penularannya
melalui mulut, tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.
D.
Tanda dan Gejala
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir
sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita
pasiennya dan untuk membedakannya secara pasti masih diperlukan bantuan melalui
pemeriksaan darah penderita. gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya
terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya
seluruh kulit tubuh menjadi kuning.
Pasien hepatitis virus biasanya dapat sembuh setelah
satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna,
sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis D dan
E belum dapat di ketahui secara pasti
bagaimana perjalanan penyakitnya. Sebagian besar penderita hepatitis B akan
sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis
(menahun) atau meninggal. penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40
tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras (sirosis), dan ada pula yang
berubah menjadi kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit
yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua
jenis hepatitis yaitu:
1. Stadium
prodromal
Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode
masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap
virus biasanya belum dijumpai, stadium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai
oleh:
a.
Malese umum
b.
Anoreksia
c.
Sakit kepala
d.
Rasa malas
e.
Rasa lelah
f.
Gejala-gejala
infeksi saluran nafas atas
g.
Mialgia (nyeri
otot)
2. Stadium
ikterus.
Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada
sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi
lainnya adalah:
a.
Memburuknya
semua gejala yang ada pada stadium prodromal.
b.
Pembesaran dan
nyeri hati.
c.
Splenomegali.
d.
Mungkin gatal (
pruritus ) dikulit.
3. Stadium
pemulihan
Biasanya
timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini:
a.
Gejala-gejala
mereda termasuk ikterus.
b.
Nafsu makan kembali
pulih.
c.
Apabila terdapat splenomegali, akan segera mengecil.
E.
Pencegahan
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah
sangat penting karena sampai saat ini
belum ada obat yang dapat membunuh
virus, sehingga satu-satunya jalan untuk
mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada
vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak
diselidiki baik mengenai perjalanan
penyakitnya maupun komplikasinya. Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta
orang pengidap hepatitis B yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan
sumber penularan bagi manusia sehat.
Agar tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinasi dasar
mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinasi hepatitis B. Mengenai jarak waktu
pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai. Ada dua
vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal
Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin
hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada
orang yang sehat dalam sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b
yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita dalam sebulan sekali
sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga
baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekebalan yang telah ada, perlu
diberi vaksinasi penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang
setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi,
selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan
hanya setiap 5 tahun sekali saja. Vaksinasi
hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu
yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera
setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap
hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah/cairan
tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik.
Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan
alat-alat dan permukaan yang
terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas
bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya
mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar
terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. Jenis
penyakit hepatitis terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu: hepatis A, B, C, D
dan E. Juga hepatitis F dan G yang belum ada kepastian benar adanya. Penularan
penyakit hepatisis dapat terjadi memalui jarum suntik, keringat penderita
hepatitis, kontak seksual, melalui makanan dan minuman, transfusi
darah dan lain sebagainya.
Gejala penderita hepatitis virus mula mula badannya
terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya
seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan
memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan
harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan
bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan
pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal
dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada
pasien, keluarga, dan lainnya.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini saya
sadar bahwasanya makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi
materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Harapan
kami semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan anda mengenai
Penyakit Hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Husadha,
Yast. 2004. Fisiologi dan Pemeriksaan
Biokimiawi Hati. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Dalimartha, Setiawan. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis, Jakarta: Penebar Swadaya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment